Penetrasi ke UMKM, P2P Lending Diadang Kendala

Rahmad Fauzan
Rabu, 29 Januari 2020 | 17:59 WIB
CEO Dompet Kilat Sunu Widyatmoko (dari kiri), CEO Kimo Bernard Martian, CEO dan Founder Amartha Andi Taufan dan Co-Founder and CEO Investree Adrian Gunadi berbincang usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
CEO Dompet Kilat Sunu Widyatmoko (dari kiri), CEO Kimo Bernard Martian, CEO dan Founder Amartha Andi Taufan dan Co-Founder and CEO Investree Adrian Gunadi berbincang usai konferensi pers di Jakarta, Kamis (16/5/2019)./Bisnis-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan peer-to-peer (P2P) lending di Tanah Air masih dihadapkan sejumlah kendala dalam meningkatkan penetrasi ke sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Co-Founder & CEO Investree Adrian Gunadi mengatakan setidaknya terdapat dua kendala utama. Pertama adalah sulitnya akses permodalan bagi UMKM. Pasalnya, hampir 80 persen pelaku UMKM diperkirakan belum memiliki akses terhadap pembiayaan bank lantaran belum mampu memenuhi kelaikan yang menjadi standar pemberian kredit.

Kedua, jelas dia, luasnya segmen UMKM di Indonesia. Dia mengatakan kondisi tersebut mengharuskan perusahaan P2P lending menemukan segmen yang cocok.

"Apakah main di [sektor] mikro, menengah atau kecil. Karena profilnya beda-beda," ujar Adrian kepada Bisnis, Rabu (29/1/2020).

Dia menambahkan, untuk masuk ke dalam ekosistem UMKM di Indonesia, perusahaan P2P lending tidak bisa dengan hanya mengandalkan layanan peminjaman modal. Namun, perusahaan juga harus dapat memberikan solusi bisnis, baik itu dalam bentuk investasi ataupun kolaborasi bisnis.

Adrian mengatakan upaya kolaborasi dengan perusahaan penyedia solusi masih menjadi strategi utama perusahaan teknologi finansial atau P2P lending untuk memperluas akses pembiayaan ke UMKM pada tahun ini.

Sekedar catatan, Studi INDEF dan Asosiasi Fintech Indonesia 2019 mengungkapkan P2P lending berkontribusi hingga  Rp60 triliun terhadap perekonomian nasional, menambah 362 ribu orang tenaga kerja, baik secara langsung maupun tidak langsung, dan dinilai berdampak terhadap penurunan kemiskinan sebanyak 177 ribu orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper