Industri Satelit Indonesia Diprediksi Tumbuh Moderat

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 15 Januari 2020 | 11:48 WIB
Satelit Merah Putih pada posisinya yang siap diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (6/8/2018). Satelit milik PT. Telkom Tbk., itu diluncurkan pada Selasa (7/8/2018) dini hari waktu setempat./ANTARA-Saptono
Satelit Merah Putih pada posisinya yang siap diluncurkan di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat, Senin (6/8/2018). Satelit milik PT. Telkom Tbk., itu diluncurkan pada Selasa (7/8/2018) dini hari waktu setempat./ANTARA-Saptono
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Industri satelit dalam negeri diprediksi akan tumbuh moderat pada tahun ini, ditopang oleh layanan konektivitas yang diberikan oleh operator kepada pelanggan.

Laporan Euroconsult 2019 yang berjudul “Space Economy Report” menyebutkan bahwa industri satelit global – termasuk Indonesia – akan tumbuh moderat sekitar 5% per tahun sampai 2028.

Euroconsult juga menyebutkan bahwa sektor layanan satelit akan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan industri satelit di dunia. Adapun dalam laporan tersebut, Euroconsult membagi pendapatan industri menjadi lima sektor, yakni sektor layanan, sektor pengoperasian satelit, sektor ground segment atau stasiun bumi, sektor peluncuran, dan sektor pembuatan atau pabrik satelit.  

Ketua Umum Asosiasi Satelit Indonesia (ASSI) Hendra Gunawan mengatakan bahwa pertumbuhan industri satelit dalam negeri akan sesuai prediksi laporan Euroconsult.  

Sejumlah layanan yang diberikan oleh operator satelit, seperti layanan penyiaran, backhaul konektivitas telekomunikasi, dan pengoperasian high throughput satellites (HTS) atau satelit multifungsi akan menjadi kontributor terbesar pertumbuhan industri.

“Penyiaran, bisnis jaringan, backhaul, dan layanan untuk pemerintah masih menjadi pemicu pertumbuhan bisnis satelit tahun ini,” kata Hendra kepada Bisnis, Selasa (14/1/2020).

Di samping itu, sambungnya, pertumbuhan juga akan didorong oleh permintaan terhadap akses telekomunikasi yang bertambah, mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan yang luas. Sejumlah perusahaan penyiaran, khususnya penyiaran komunitas dan penyiaran daerah, membutuhkan satelit untuk menyokong siaran televisi di sana.

Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti), kata Hendra, rencananya akan melakukan tender satelit lagi untuk 6 GHz pada tahun ini, sambil menunggu satelit HTS Satria dibangun. Hal ini merupakan peluang pertumbuhan bagi industri satelit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Lucky Leonard
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper