Layanan Data Berhasil Tutupi Penurunan Layanan Legacy di 2019

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 11 Januari 2020 | 12:58 WIB
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Laju penurunan pendapatan layanan legacy  yakni layanan suara dan SMS berhasil dibendung. Pada 2019, industri telekomunikasi diyakini tumbuh positif, lebih baik dibandingkan dengan 2018.

Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) Danny Buldansyah mengatakan pendapatan dari layanan data yang melesat tajam mampu menutupi penurunan legacy yang terus menurun sejak beberapa tahun lalu.

Perilaku konsumen yang berubah dan sering menggunakan layanan data untuk kebutuhan sehari-hari, seperti menonton video streaming dan bermain gim, menjadi pemicu pertumbuhan layanan data.

“Tidak hanya tertutupi, namun juga mendorong pertumbuhan industri pada 2019 yang diperkirakan mencapai 7 persen,” kata Danny kepada Bisnis.

Danny menambahkan bahwa pertumbuhan industri telekomunikasi pada 2019, sudah nampak sejak kuartal I/2019. Pertumbuhan makin tinggi menjelang tutup tahun. Dia bahkan memperkirakan pertumbuhan industri pada 2019 bisa lebih dari 7 persen.

Sementara itu, Presiden Direktur & CEO PT XL Axiata Tbk. Dian Siswarini mengatakan bahwa penurunan layanan legacy masih akan terjadi pada 2020. Itu terjadi karena perubahan perilaku pelanggan yang lebih gemar menggunakan layanan data dibandingkan dengan layanan suara atau SMS.

“Situasinya berbeda untuk tiap operator. Ada yang masih punya legacy service yang besar persentasenya ada yang sudah sedikit,” kata Dian.

Berdasarkan laporan keuangan pada kuartal III/2019 (laporan terupdate),  jumlah pendapatan PT Telekomunikasi Selular, PT XL Axiata Tbk. dan PT Indosat Tbk. mengalami pertumbuhan di atas dua digit dibandingan dengan periode yang sama 2018.

Telkomsel, XL dan Indosat mencatatkan pertumbuhan pendapatan layanan data sebesar 27,9 persen, 30 persen dan 22,8 persen. Adapun jumlah pendapatan yang dibukukan Telkomsel, XL, dan Indosat dari layanan data masing-masing sebesar Rp43,10 triliun, Rp14,94 triliun dan Rp11,21 triliun.    

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Saeno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper