Setelah Beri Banyak Promo, OVO Mulai Cari Cuan

Nindya Aldila
Jumat, 29 November 2019 | 00:59 WIB
Poster promo platform pembayaran digital OVO terpampang di salah satu gerai fesyen pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019)./Bisnis-Rachman
Poster promo platform pembayaran digital OVO terpampang di salah satu gerai fesyen pusat perbelanjaan di Bandung, Jawa Barat, Kamis (28/2/2019)./Bisnis-Rachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Visionet Internasional (OVO) bakal mulai berupaya meraih profit setelah banyak memberikan layanan promosi kepada masyarakat.

Presiden Direktur OVO Karaniya Dharmasaputra mengatakan banyak pemain lain yang sudah menerapkan biaya tertentu. Hal itu dinilainya wajar.  

Nantinya, OVO akan mengenakan Rp2.500 untuk setiap transaksi transfer dana ke bank. Dia berharap setelah adanya biaya tersebut OVO dapat semakin mengarah kepada profitabilitas.

"Di tahap ini tidak apa-apa [belum mengenakan biaya]. Hasilnya juga kan sudah kelihatan. Pasti kita akan mengenakan biaya yang wajar supaya bisnis OVO bisa sustainable," katanya, Kamis (28/11).

Dia mengatakan saat ini 27%--28% pengguna OVO justru merupakan pengguna yang belum memiliki rekening bank. Hal itu mengindikasikan bahwa promosi yang dilakukan OVO berhasil menarik minat nasabah pemula. 

Menurutnya, setiap perusaahan teknologi harus melakukan edukasi kepada masyarakat Indonesia untuk memperkenalkan layanan teknologi finansial (fintech), dalah satunya dengan promosi. 

"Awalnya memang heavy capital injection. Ini harus dikritik dan awasi. Tapi tanpa bisnis model yang baru, masyarakat bawah tidak bisa dilayani. Setelah masyarakat teredukasi, kami akan terus mengarah ke profitabilitas, salah satu upayanya mengenakan biaya transfer." 

Saat ini OVO terus memperluas layanan, salah satunya adalah OVO paylater yang saat ini tengah proses perizinan di Bank Indonesia. Haralannya kuartal I/2020 izin tersebut bisa selesai. 

Saat ini OVO telah diunduh pada 115 juta perangkat di 354 kota di seluruh Indonesia. Mitra penjual OVO telah mencapai 500.000 merchant, termasuk 300.000 UMKM . 
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper