Peran Kaum Hawa di Sektor Keamanan Siber Masih Rendah

Rahmad Fauzan
Senin, 4 November 2019 | 19:21 WIB
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Ilustrasi kejahatan siber./Reuters-Kacper Pempel
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Peran kaum perempuan di sektor keamanan siber perusahaan secara global masih rendah.

Berdasarkan hasil survei yang disampaikan Kaspersky sebanyak 45% perusahaan yang ada, proporsi perempuan yang bekerja di departemen keamanan teknologi informasi masih kurang dari seluruh tenaga kerja perusahaan.

Dari keseluruhan organisasi tersebut, hanya 37% di antaranya yang menempatkan atau dianggap menerapkan program resmi yang dapat membawa lebih banyak kelompok perempuan ke sektor keamanan keamanan siber.

"Setidaknya itulah yang diungkapkan sebuah survei yang dilakukan oleh para ahli keamanan yang diperoleh dari 451 Penelitian," ungkap pihak Kaspersky dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Senin (4/11/2019).

Fakta bahwa perusahaan yang paling memiliki keberagaman secara global mencapai pendapatan 19% lebih tinggi daripada inovasi gagasan tentang kesetaraan gender tidak hanya masalah etis, tetapi juga menjadi faktor penting untuk efisiensi bisnis.

Untuk membantu perempuan berhasil dalam bisnis dan mengembangkan karir mereka, terdapat inisiatif di berbagai bidang, seperti teknologi atau kewirausahaan. Meskipun ada beberapa inisiatif keberagaman, perempuan hanya mengambil 39% bagian dari ruang lingkup tenaga kerja dan 25% dari posisi manajemen di seluruh dunia secara umum.

Adapun, keamanan dunia siber pada umumnya dapat dianggap sebagai bidang yang didominasi oleh kelompok laki-laki. Persepsi tersebut dinilai oleh Kaspersky dapat menjadi penghalang bagi perempuan untuk memasuki industri terkait.

Menurut laporan 451 penelitian berjudul Cybersecurity Through the CISO’s Eyes: Perspectives on a Role yang dilakukan oleh Kaspersky, sebanyak 45% CISO mengkonfirmasi bahwa perempuan kurang terwakili di departemen mereka.

Meski demikian, sebanyak 37% dari organisasi tersebut mempunyai atau akan menerapkan prosedur resmi yang bertujuan menarik lebih banyak perempuan di departemen keamanan TI mereka. 

Pendekatan yang paling populer untuk menarik perhatian kelompok perempuan adalah melatih mereka yang memiliki latar belakang IT yang jumlahnya mencapai 80%.

Adapun, sebanyak 42% dari responden mengatakan bahwa mereka sekarang menyediakan atau akan memberikan program magang yang ditujukan untuk siswa perempuan atau bersiap untuk melatih sebanyak 40% kandidat dengan sedikit atau tanpa kualifikasi.

Hanya 22% yang memperkerjakan kandidat perempuan dari departemen lain dalam organisasi mereka. Sebanyak 63% sisanya mengatakan mereka hanya mencari spesialis yang berkualifikasi penuh, tanpa mempertimbangkan gender.

Namun, karena terdapat 70% dari CISO merasa kesulitan untuk mencari spesialis keamanan TI yang terampil di berbagai bidang, maka CISO memilih untuk mencari alternatif lain demi menjembatani kesenjangan talenta tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper