CEO Facebook Mark Zuckerberg Kritik TikTok

Newswire
Jumat, 18 Oktober 2019 | 08:52 WIB
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg (tengah) berjalan menuju ke kantor Senator AS Josh Hawley saat bertemu dengan anggota parlemen untuk membahas regulasi internet masa depan di Capitol Hill di Washington, AS, Kamis (19/9/2019)./Reuters
Pendiri Facebook Mark Zuckerberg (tengah) berjalan menuju ke kantor Senator AS Josh Hawley saat bertemu dengan anggota parlemen untuk membahas regulasi internet masa depan di Capitol Hill di Washington, AS, Kamis (19/9/2019)./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - CEO Facebook Mark Zuckerberg mengkritik aplikasi video pendek asal China, TikTok, karena telah menyensor protes politik di sejumlah negara, termasuk di Amerika Serikat.

Saat menyampaikan pidato tentang kebebasan berbicara di Universitas Georgetown di Washington, Kamis (17/10/2019), Zuckerberg mengatakan platform media sosial Facebook seperti WhatsApp digunakan oleh pengunjuk rasa dan aktivis karena enkripsi dan perlindungan privasi.

Namun, "pada TikTok, aplikasi China yang tumbuh dengan cepat di seluruh dunia, menyebutkan protes yang sama ini disensor, bahkan di sini di AS," kata dia, dikutip dari Reuters.

TikTok membantah China menyensor konten mereka, mengatakan "tidak dipengaruhi oleh pemerintah asing."

Facebook bersaing langsung dengan TikTok, terutama di antara pengguna muda. Aplikasi tersebut memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi video pendek menyanyi sambil menari dengan berbagai filter efek khusus.

Zuckerberg, dalam rekaman yang bocor tentang dirinya berbicara dengan karyawan perusahaan, mengatakan bahwa TikTok adalah produk internet China pertama yang sukses di seluruh dunia.

"Mulai berekembang baik di AS, terutama dengan anak-anak muda."

Dua pekan lalu, senator Marco Rubio meminta keamanan nasional AS untuk meninjau TikTok dengan alasan TikTok digunakan oleh pemerintah China untuk menyensor konten yang sensitif secara politis.

Dalam sebuah surat yang meminta peninjauan, Rubio mencatat bahwa meskipun protes Hong Kong mendominasi berita internasional selama berbulan-bulan, "aplikasi itu hanya memiliki beberapa video" dari protes tersebut.

Rubio mengatakan aplikasi milik China "semakin banyak digunakan untuk menyensor konten dan membungkam diskusi terbuka tentang topik-topik yang dianggap sensitif oleh pemerintah China dan Partai Komunis."


 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper