Ibu Kota Baru Perlu Jaringan Tulang Punggung seperti Palapa Ring

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 27 Agustus 2019 | 18:52 WIB
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan dalam mendukung persiapan infrastruktur telekomunikasi di Kalimantan Timur, perlu menghadirkan jairngan tulung punggung seperti Palapa Ring khusus Kalimantan, agar ibu kota baru mendapat akses internet cepat seperti di Jakarta.

Dia mengatakan pihaknya sempat membahas gagasan tersebut dalam rapat kabinet, salah satu skema yang diusulkan adalah dengan menarik serat optik dari dari Singkawang, salah satu titik SKKL Palapa Ring Barat, di sepanjang jalan yang sedang dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).  

Dia mengatakan kementerian PUPR memiliki proyek pembangunan jalan raya di perbatasan Malaysia dan Indonesia. Selama proses pembangunan yang masih kurang 300 km lagi, dapat ditarik serat optik yang terhubung dengan ring di Kalimantan.

 “Nanti kita tinggal tarik serat optik dari sana. Terus ditengah-tengahnya dibentuk Ring, agar keandalanya tinggi dan kapasitasnya juga tinggi. Dan 5 sampai 10 tahun lagi nanti setelah beroperasi itu bukan tidak mungkin Kalimantan mempunyai Gateway Internasional langsung,” kata Rudiantara di Jakarta, Selasa (27/8/2019).

Dia mengatakan gerbang jaringan di Kalimantan Timur dibutuhkan, mengingat 10 tahun ke depan Kalimantan Timur ditempati oleh jutaan orang. Tidak hanya itu, lalu lintas di sana, nantinya juga merupakan lalu lintas internasional dengan intensitas yang tinggi.

Sementara itu, Direktur Eksekutif ICT Institute Heru Sutadi mengatakan sebagai etalase Indonesia, ibu kota baru di Kalimantan Timur harus menampaknya sisi kemodernan.

Dia mengatakan hadirnya smart city atau kota pintar tidak cukup di Kalimantan, melainkan kota yang cerdas dan berkelanjutan. Dukungan internet super cepat, sambungnya, diperlukan untuk mendukung kendaraan tanpa sopir, otomatisasi sistem dan penggunaan big data.

“Yang  juga penting adalah memikirkan sumber daya listrik yang 100% tidak mati. Sebab yang saya alami, di Kalimantan suka mati listrik,” kata Heru.

 

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper