MENKOMINFO RUDIANTARA : "Startup Adalah Ruang Baru Pertumbuhan"

Menkominfo Rudiantara. BISNIS/Triawanda Tirta Aditya
Menkominfo Rudiantara. BISNIS/Triawanda Tirta Aditya
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Dalam 5 tahun terakhir, Kementerian Komunikasi dan Informatika merealisasikan banyak program strategis di tengah arus perkembangan teknologi dan ekonomi digital, seperti mengeksekusi proyek Palapa Ring, memfasilitasi pertumbuhan startup, hingga mencetus konsolidasi industri telekomunikasi. Untuk mengetahuinya lebih dalam, Bisnis.com mewawancarai Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kamis (1/8). Berikut petikannya:

Apa latar belakang dari proyek Palapa Ring yang Anda eksekusi dalam periode 5 tahun ini?  

Kalau kita lihat di sebuah laporan beberapa waktu lalu, dibandingkan negara lain banyak sektor di Indonesia yang tertinggal seperti pendidikan dan kesehatan. Kenapa tertinggal? Karena infrastruktur telekomunikasi yang ada masih kurang. Maka hadirlah Palapa Ring, sebagai backbone, agar operator mau membangun aksesnya sehingga memperbaiki kualitas layanan Internet.

Palapa Ring Barat dan Palapa Ring Tengah sudah mulai dikomersialkan. Insyaallah untuk Palapa Ring Timur, pertengahan Agustus selesai. Sekarang perkembangan pembangunannya sudah 99 persen. Memang ada masa stabilitas 30 hari jika konstruksi sudah selesai, tidak bisa langsung dikomersialkan. Jadi September stabilisasi, kemudian 1 November baru komersial.

Pengerjaan proyek Palapa Ring Timur lebih lama dibandingkan dengan yang lainnya karena ketika sudah tinggal 10 persen konstruksi timbul masalah. Ada beberapa daerah di Papua yang tidak bisa menggunakan serat optik, sehingga harus dibangun 52 tower. Nah, towernya ini macam-macam ketinggiannya dan lokasi ke 52 tower tersebut tidak bisa dijangkau oleh kendaraan, sehingga harus naik helikopter.

Mengapa proyek Palapa Ring baru dieksekusi kendati sudah diwacanakan sejak lama?  

Jadi dari 2005 konsep Palapa Ring sudah ada tapi tidak pernah dieksekusi karena tidak ketemu model bisnisnya. Barulah kemudian pada 2015, kami eksekusi dengan model bisnis kerja sama pemerintah dengan badan usaha (KPBU). Jadi yang membangun swasta. Nanti ketika sudah jadi, kita bayarkan berdasarkan Service Level Agreement, tergantung pelayanan yang diberikan oleh swasta. Kalau menggunakan KPBU, tata kelolanya lebih bagus karena baik pemerintah maupun swasta memakai konsultan untuk memeriksa langsung agar pengerjaan jangan sampai salah. Jadi dengan skema ini, proyek pelapisnya banyak.

Bagaimana Kemenkominfo melihat perkembangan startup? Apa strategi untuk mengawal pertumbuhannya?

Dulu ketika saya pertama menjabat, Indonesia belum punya unicorn. Saat itu pemerintah melihat bahwa startup akan menjadi masa depan, maka presiden sendiri memberi ruang agar startup tumbuh. Posisi Kemenkominfo untuk startup adalah sebagai fasilitator. Kami mengurangi fungsi pembuat kebijakan atau regulator. Artinya kami kurangi kebijakan-kebijakan yang dapat menekan pertumbuhan startup. Kami berusaha lunak, karena di semua negara, angka kesuksesan startup hanya 5 persen. Kalau kita perketat regulasinya, dikhawatirkan tidak akan tumbuh, malah akan jeblok. Kebijakan yang kami ambil itu membuat Indonesia kemudian punya unicorn bahkan decacorn. Startup adalah ruang baru untuk pertumbuhan. Terus terang, kami pasang badan di sini.

Kelak ketika mereka sudah besar, baru kami bicara tentang kontribusi. Ayo dong beri kontribusi ke negara. Contoh, nantinya kita jadikan Gojek, Bukalapak, dan lainnya sebagai pahlawan pajak. Tokopedia punya 7 juta pengguna, 5 jutanya merupakan pengguna aktif yang sebagian besar merupakan UMKM. Jika mereka diberikan status wajib pajak nantinya punya NPWP. Inikan luar biasa, kantor pajak akan mendapatkan 10 juta wajib pajak baru.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper