Perusahaan di Asia Pasifik Ingin Beralih ke Penerapan Teknologi Terbuka

Rahmad Fauzan
Rabu, 31 Juli 2019 | 06:10 WIB
Presiden Direktur PT Dimension Data Indonesia Hendra Lesmana memberikan penjelasan pada peluncuran Laporan Tahunan Tren Teknologi 2019, di Jakarta, Selasa (18/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Presiden Direktur PT Dimension Data Indonesia Hendra Lesmana memberikan penjelasan pada peluncuran Laporan Tahunan Tren Teknologi 2019, di Jakarta, Selasa (18/12/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Red Hat, Inc., penyedia solusi open source terkemuka di dunia, mengungkapkan jumlah perusahaan enterprise di Asia Pasifik yang berkeinginan menerapkan inovasi terbuka untuk mempercepat pencapaian hasil bisnis semakin banyak.

Sejumlah perusahaan seperti Heritage Bank dari Australia, Nasional Stock Exchange of India (NSE) dari India, Fukuoka Financial Group dari Jepang, dan ST Enginering dari Singapura yang berpartisipasi dalam program residensi Red Hat Open Innovation Labs di wilayah Asia Pasifik, dikatakan menunjukkan keinginan untuk beralih.

Senior Vice President and General Manager of Global Services, Red Hat, John Allessio, mengatakan perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik menyadari adanya keperluan menanamkan inovasi ke dalam DNA perusahaan untuk mendorong pertumbuhan serta menangani tantangan tidak terduga di masa depan secara lebih efektif.

"[Inovasi] Dapat membantu perusahaan dalam mengatasi perubahan dengan cara yang lincah dan menangkap peluang-peluang baru. Lingkungan bisnis yang bergerak cepat saat ini menuntut perusahaan untuk terus berinovasi guna mengimbangi lanskap bisnis yang berubah, jika tidak ingin berisiko tertinggal," ujar Allesio dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis.com, Selasa (30/7/2019).

Melalui program Red Hat Open Innovation Labs, perusahaan-perusahaan enterprise dibantu dalam menangkap peluang-peluang baru serta memecahkan tantangan bisnis melalui teknologi open source dengan memungkinkan mereka bekerja sama secara intensif dengan para ahli Red Hat.

Berlangsung antara satu hingga tiga bulan, program residensi ini dilaksanakan di laboratorium fisik Red Hat atau di lab pop-up atau di lokasi pelanggan.

Selama program berlangsung, pelanggan mendapatkan pengalaman langsung tentang cara menerapkan metodologi pengembangan yang lincah dan praktik DevOps untuk memecahkan masalah turun-temurun atau mengatasi tantangan baru seperti mengembangkan aplikasi cloud-native.

National Stock Exchange of India, misalnya, tidak hanya memodernisasi aplikasi e-IPO selama masa residensi, tetapi juga mengadopsi strategi DevOps yang membantu perusahaan tersebut menghadirkan layanan baru ke pasar secara lebih cepat.

Fukuoka Financial Group juga memanfaatkan keterlibatan Red Hat Innovation Labs untuk mempertajam daya saingnya dengan memperlengkapi staf mereka dengan keterampilan yang dibutuhkan guna menghadirkan kapabilitas pengembangan in-house dan mempercepat inovasi.

Dalam program tersebut, pelanggan juga dapat menyaksikan bagaimana prinsip terbuka dan budaya terbuka membantu mempercepat inovasi melalui Red Hat Open Innovation Labs.

Dalam kasus Heritage Bank, tim TI lembaga tersebut belajar mengenai penerapan prinsip-prinsip open source untuk mengintegrasikan tim lintas fungsi, teknologi. Dengan melakukan hal tersebut, Heritage Bank kini dikatakan dapat menjawab tuntutan bisnis yang tengah berkembang secara cepat.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper