Ini Cara XL Axiata Manjakan Pelanggan Nonton Video

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 17 Juli 2019 | 04:00 WIB
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Teknisi PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) melakukan pemeliharaan perangkat pada menara Base Transceiver Station (BTS) di kawasan Lok Baintan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Minggu (15/4/2019)./Bisnis-Rachman
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA –  Pengalaman menonton video menjadi tolak ukur paling nyata yang dirasakan oleh pelanggan dalam mengukur kecepatan internet operator seluler.

Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih mengungkapkan selain memberikan pengalaman nyata kepada pelanggan, video juga mendorong pelanggan untuk mengkonsumsi lebih banyak data seluler.

Oleh karena itu, sambungnya, dalam memberikan pengalaman menonton video terbaik perseroan berfokus pada peningkatan kualitas jaringan termasuk penambahan Base Tranceiver Station (BTS) di sejumlah titik.  

“Penambahan kapasitas perangkat radio BTS dan juga penambahan BTS-BTS baru di area-area yang tinggi penggunaan datanya,” kata Ayu kepada Bisnis, Selasa (16/7/2019).

Tidak hanya itu, Ayu menambahkan perseroan juga memperbaiki transport, diantaranya dengan memperluas fiberisasi jaringan di berbagai wilayah hingga ke berbagai area di luar Jawa sehingga mampu menyediakan kapasitas akses yang lebih besar.

Kemudian, upaya lain yang juga diupayakan perseroan adalah dengan meningkatkan kapasitas upstream dan meningkatkan reliability, termasuk dengan menyediakan jalur akses global dengan kapasitas besar melalui Sistem Komunikasi Kabel Laut.

“Misalnya SKKL Australia – Indonesia – Singapore, untuk memastikan akses komunikasi data [video] tetap terhubung ke jaringan global dengan kualitas terbaik,” kata Ayu.

Sebelumnya, Merujuk pada  laporan Opensignal Juli 2019, Telkomsel memimpin matrik Pengalaman Video dengan skor 54,3, diikuti oleh XL dan 3 masing-masing dengan 46,5 dan 42 poin. Meski demikian dalam kategori  Opensignal ketiga operator masih terhitung ‘tidak terlalu buruk’.

Sementara itu, Indosat dan Smartfren mendapatkan peringkat Buruk (0—40) dengan skor masing-masing 34,7 dan 34,4 poin, yang secara umum menunjukkan waktu muat yang sangat lama dan tingkat kegagalan yang tinggi baik di resolusi rendah maupun tinggi

Adapun skala nilai yang ditetapkan Opensignal adalah skala 0—40 termasuk kategori ‘buruk’ dengan indikasi resolusi rendah, jeda waktu pengantaran data atau latency tinggi dan video sering berhenti.

Kemudian skala 40—55 berarti ‘lumayan’, meskipun video sudah bagus namun masih suka terputus-putus. Skala 55—65 berarti ‘baik’, resolusi video semakin baik dan frekuensi video terputus-putus makin kecil.

Skala 65—75 ‘sangat baik’, dengan indikasi secara umum resolusi menunjukan kondisi sangat baik dan video lancar. Dan terakhir, skalat 75—100 berarti ‘sempurna’, dengan memberikan resolusi tinggi dan video lancar secara konsisten. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper