Lewat DISG, Pemerintah Singapura Turun Tangan Dukung Startup Digital

Muhammad Khadafi
Kamis, 27 Juni 2019 | 13:56 WIB
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons
Patung Merlion di Marina Bay, Singapura/Wikimedia Commons
Bagikan

Bisnis.com, SINGAPURA — Singapura bercita-cita menjadi pusat teknologi global di Asia. Pemerintah dan pihak-pihak yang terafiliasi akan membuat iklim investasi perusahaan digital yang nyaman dengan berupaya menciptakan sebuah ekosistem.

Saat ini, pemerintah telah mendirikan Digital Industry Singapore (DISG) yang akan menjadi mitra bagi perusahaan digital untuk mengembangkan bisnis. Terkait kebutuhan konsumen, DISG akan membantu perusahaan melakukan penetrasi untuk memasuki ekonomi digital Asia yang mengandalkan ponsel pintar.

“Ekonomi digital melalui ponsel pintar di Asia tumbuh dan masih menyimpan potensi di berbagai bidang seperti jasa transportasi, dagang-el, dan media baru,” kata Chief Digital Industry Officer DISG Kiren Kumar dalam acara Smart Nation Summit di Marina Bay Sands, Singapura, Rabu (26/6/2019).

Selain itu, DISG juga akan memanfaatkan Singapura yang memiliki basis kuat dari berbagai sektor industri. Kepanjangtanganan pemerintah ini akan mendorong investasi berkelanjutan perusahaan lokal dalam bidang solusi teknologi agar menjadi perusahaan berskala global.

Berdasarkan riset dari CB Insight, Singapura saat ini hanya memiliki satu perusahaan rintisan atau startup berstatus unicorn. Tercatat Grab, perusahaan berbasis teknologi memiliki valuasi sebesar US$14 miliar.

Masih mengutip riset yang sama, Indonesia menjadi negara yang memilili perusahaan startup berstatus unicorn terbanya. CB Insight mencatat Gojek memiliki valuasi US$10 miliar, Tokopedia US$7 miliar, Traveloka US$2 miliar, dan Bukalapak US$1 miliar.

Sebelumnya Presiden Singapura Halimah Yacob menyatakan inovasi teknologi berkembang dengan tempo yang sangat cepat. Setiap negara harus memiliki kemampuan tinggi dalam hal beradaptasi.

Terkait hal tersebut, Singapura bercita-cita memiliki jaringan 5G pada 2020. “Jaringan 5G akan menjadi tenaga bagi ekonomi digital kami,” katanya.

Dia melanjutkan bahwa menuju ekonomi digital tidak hanya memerlukan dukungan dari infrastruktur, seperti jaringan 5G. Namun juga kesiapan tenaga kerja yang siap mengisi ekosistem baru.

Dalam ekosistem digital, layanan jasa akan menjadi tanpa batas dan akan banyak isu baru muncul. Pemerintah dalam hal itu akan memberikan semua orang akses terhadap teknologi secara aman.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Muhammad Khadafi
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper