150.000 Ground Segment Satelit Satria Ditender Terpisah

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 13 Juni 2019 | 15:09 WIB
 Satelit Nusantara Satu buatan PT Pasifik Satelit Nusantara./www.psn.co.id(psn.co.id)
Satelit Nusantara Satu buatan PT Pasifik Satelit Nusantara./www.psn.co.id(psn.co.id)
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Tender stasiun bumi sebagai infrastruktur penunjang Satelit Republik Indonesia atau Satria akan dibagi ke beberapa segmen.

Direktur Utama Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Anang Latif mengatakan, rencananya tender stasiun bumi atau ground segment di 150.000 titik akan dibagi dalam beberapa segmen. Dia juga menegaskan bahwa pemenang tender akan terdiri dari beberapa perusahaan, bukan satu perusahaan saja.

Stasiun bumi atau ground segment adalah terminal telekomunikasi yang berada di bumi, yang didesain untuk menerima gelombang radio dari luar angkasa atau satelit. Stasiun bumi merupakan bagian dari sistem transmisi satelit yang terletak di bumi dan berfungsi sebagai stasiun terminal yang mengubah sinyal base band dan/atau sinyal frekuensi suara, menjadi sinyal dengan frekuensi radio, dan lain sebagainya. Stasiun bumi meliputi antena parabola VSAT,  Low Noise Block (LNB), Block Up Converter (BUC), modem, dan router.

“150.000 titik tidak akan diberikan ke satu penyedia saja. Pasti ke banyak penyedia,” kata Anang kepada Bisnis, Selasa (11/6/2019).

Anang juga menjelaskan bahwa kewajiban penyedia stasiun program akses internet tidak akan serumit penyedia Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring dan Satelit Satria. Dia mengatakan penyedia stasiun bumi hanya perlu memasang peralatan dan menjaga agar alat tersebut tetap beroperasi baik.

Tidak hanya itu, dalam penyediaan alat dan menjaga agar alat tetap beroperasi optimal, sambungnya, pihaknya juga berencana melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai langkah dalam mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

“Jadi, nanti banyak perusahaan  UMKM bisa terlibat untuk dukung program ini,”  kata Anang.

Diperkirakan harga satu v-Sat untuk skala 150.000 titik dikisaran US$500—1.000 atau setara dengan Rp7,1 juta—Rp14,2 juta. Anang menjelaskan dalam berkontrak dengan penyedia stasiun bumi, pihaknya hanya akan membayar dalam bentuk belanja operasional (opex), bukan belanja modal (capex).

Bakti, kata Anang, akan menyicil pembayaran per bulannya termasuk untuk biaya operasionalnya.

“Ibarat penyediaan mobil operasional perusahaan, kami tidak beli ke dealer (capex) tapi sewa berjangka (opex, misal 5 tahun) dan dibayar per bulan,” kata Anang.

Adapun untuk biaya penyewaan per bulannya, Anang menjelaskan pihaknya belum menghitung hal tersebut.

Sebelumnya, Bakti menyampaikan dana senilai Rp20,68 triliun yang sebelumnya dikeluarkan pemerintah kepada PT Satelit Nusantara Tiga, belum termasuk biaya untuk menggelar stasiun bumi atau ground segment.

Pemerintah akan melakukan tender untuk mencari perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur ground segment di 150.000 titik yang memperoleh sinyal Satelit Multifungsi Satria.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper