Tarif Palapa Ring Tengah Dirilis, Area Morotai Paling Mahal

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 18 April 2019 | 08:45 WIB
Menkominfo Rudiantara (kiri) didampingi Bupati Pulau Morotai Benny Laos (kanan) mengajak Danlanud Leo Watimena Kolonel Arif Budhiyanto untuk melakukan videocall dengan Danlanud Ranai Azhar Aditama yang tengah berada di kepulauan Natuna menggunakan fasilitas internet dari network operation center (NOC) Palapa Ring Tengah di Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Dhiany Nadya Utami
Menkominfo Rudiantara (kiri) didampingi Bupati Pulau Morotai Benny Laos (kanan) mengajak Danlanud Leo Watimena Kolonel Arif Budhiyanto untuk melakukan videocall dengan Danlanud Ranai Azhar Aditama yang tengah berada di kepulauan Natuna menggunakan fasilitas internet dari network operation center (NOC) Palapa Ring Tengah di Morotai Selatan, Kabupaten Pulau Morotai, Maluku Utara, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Dhiany Nadya Utami
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) merilis harga sewa Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring Tengah. Tarif termurah ditetapkan untuk segmen Ternate—Tidore—Sofifi, sedangkan segmen yang menghubungkan kepulauan paling utara Indonesia termasuk Morotai dikenai tarif paling mahal.

Bakti membagi SKKL Palapa Ring Tengah menjadi enam proyek. Adapun mengenai tarif sewa,  tidak berbeda dengan SKKL ring barat. Harga sewa serat optik pasif di darat dan di laut dibanderol dengan harga Rp12 juta per Km/tahun dan Rp36 juta per Km/tahun.    

Bakti mematok tarif sewa yang berbeda-beda terhadap enam proyek SKKL Palapa Ring Tengah. Tarif berdasarkan panjang kabel yang digelar. Meski demikian, jika operator berencana menggunakan keenam proyek sekaligus, Bakti memasang tarif sewa mulai dari Rp90,4 juta sampai Rp289 juta per bulan.

Direktur Utama Bakti Anang Latif memperkirakan peminat untuk SKKL ring tengah akan lebih banyak dibandingkan dengan SKKL ring barat. Pasalnya, ring tengah menghubungkan lebih banyak kabupaten dan kota.

Hanya saja, lanjutnya, operator yang akan menyewa ring tengah saat ini belum terlihat. Anang menuturkan sejauh ini pihaknya masih dalam proses perjanjian kerja sama dengan beberapa perusahaan operator. Proses pembahasan berlangsung cukup lama karena operator seluler perlu menarik jaringan dari BTS terdekat menuju palapa ring. 

“Mereka butuh waktu 1—2 bulan untuk menarik jaringan, dan menggali. Itu biasa, di awal prosesnya selalu seperti itu karena mereka tidak berkumpul di satu titik, tersebar ada yang jaraknya 5 Km dari Palapa Ring Tengah, ada yang pendek juga,” kata Anang kepada Bisnis saat dihubungi, Selasa (16/4/2019).

 SKKL Palapa Ring Tengah memiliki panjang 2,995 Km dengan perincian 1,706 km panjang jaringan di laut dan 1,289 Km panjang jaringan di darat. SKKL ini membentang di 17 kabupaten/kota yang belum pernah mendapatkan layanan internet dan 10 kabupaten/kota interkoneksi.

Dengan panjang tersebut, Bakti membagi ring tengah menjadi enam proyek yang dimulai dari proyek 4, karena proyek 1 sampai 3 sudah terdapat di SKKL ring barat

Adapun keenam proyek tersebut antara lain; Proyek  4  meliputi Kabupaten Sendawar dan Long Bangun.  Proyek 5 meliputi Kabupaten Kendari, Wanggudu, Bungku, Petasia dan Tentena.  Proyek 6 meliputi Kabupaten Kendari, Wawoni, Raha, Lakudo, Buranga dan Baubau.

Kemudian, Proyek 7 meliputi Kabupaten Luwuk, Salakan, Banggai, Taliabu dan Sanana. Proyek 8 A meliputi Kabupaten Manado, Ondong Siau, Tahuna, Melonguane, Moratai Selatan dan Tobelo,  dan terakhir Proyek 8 B  meliputi Kabupaten Ternate, Tidore dan Sofifi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper