Chatbot Antihoaks Kemenkominfo Belum Sempurna

Leo Dwi Jatmiko
Sabtu, 13 April 2019 | 10:12 WIB
Calon Presiden Joko Widodo berorasi dalam acara Parahyangan Bersatu yang juga menjadi ajang silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan relawan Balad Jokowi di Aula Villa Istana Bunga, Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Calon Presiden Joko Widodo berorasi dalam acara Parahyangan Bersatu yang juga menjadi ajang silaturahmi dengan tokoh masyarakat dan relawan Balad Jokowi di Aula Villa Istana Bunga, Bandung Barat, Jawa Barat, Minggu (10/3/2019)./ANTARA-Akbar Nugroho Gumay
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Prosa Solusi Cerdas (Prosa) selaku perusahaan yang menyediakan teknologi kecerdasan buatan untuk Chatbot Antihoaks mengakui bahwa Chatbot Antihoaks masih belum sempurna.

Chabot Antihoaks hingga sekarang baru ada di aplikasi Telegram. Chatbot Antihoaks adalah piranti lunak berupa program untuk menjawab semua pertanyaan masyarakat terkait berita hoaks atau informasi yang diragukan kebenarannya oleh masyarakat.

Teguh Eko Budiarto, CEO Prosa mengatakan saat ini program tersebut belum mendukung untuk memverifikasi foto dan video yang berkaitan dengan berita bohong atau hoaks.

Dia menargetkan tahun ini program Chatbot Antihoaks program tersebut sudah dapat memverifikasi data foto hoaks.

“Video masih coming soon, foto juga, tahun ini foto. Video belum bisa karena lebih berat proses verifikasinya,” kata Teguh di Jakarta, Jumat (13/4/2019).

Teguh menambahkan walaupun belum mendukung untuk video, namun dia mengklaim bahwa Chatbot Antihoaks merupakan program pertama di dunia yang dapat memverifikasi kabar bohoh atau hoaks.

Dia menuturkan sebelumya Facebook juga memiliki alat untuk memverifikasi namun sebatas pemeriksaan palsu yang tidak merinci seperti hoaks.

“Saya pikir ini baru pertama di dunia untuk hoaks, kalau di luar itu fake checking  itu ada di platform seperti FB, tapi untuk yang booth khusus hoaks saya belum pernah baca,” kata Teguh.   

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga berencana menggandeng operator seluler dalam meningkatkan literasi masyarakat terhadap informasi digital, guna menghindari tersebarnya kabar bohong atau hoaks.

Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Kemenkominfo, tercatat pada periode Agustus 2018 – Maret 2019 jumlah hoaks yang berhasil diidentifikasi oleh Kemenkominfo sebannyak 1.124 hoaks.

Angka ini terus meningkat tiap bulannya. Bahkan pada Maret 2019 saja, jumlah hoaks yang menyebar di masyarakat mencapai 453 hoaks.

Diketahui juga, dari total hoaks yang tersebar pada periode Agustus 2018 – Maret 2019, hoaks mengenai politik mendominasi dengan total 319 hoaks atau 26,06 persen dari total hoaks yang berhasil diindentifikasi. Disusul kemudian hoaks mengenai kesehatan dan pemerintahan masing-masing 182 dan 170.    

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Nancy Junita
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper