Schneider EcoStruxture Cerdas Kelola Data Center di Era Industri 4.0

Rahmad Fauzan
Kamis, 4 April 2019 | 18:26 WIB
(Dari Kanan) Regional Sales Lead for Data Center Software Schneider Electric IT Yulius Lynarda, Vice President of Secure Power Division, Schneider Electric Indonesia Yana Ahmad Haikal, Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly, dan Pembawa Acara Leonard Samosir dalam Schneider Electric Innovation Day 2019 pada Kamis (4/4/2019)./Bisnis-Rahmad Fauzan
(Dari Kanan) Regional Sales Lead for Data Center Software Schneider Electric IT Yulius Lynarda, Vice President of Secure Power Division, Schneider Electric Indonesia Yana Ahmad Haikal, Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly, dan Pembawa Acara Leonard Samosir dalam Schneider Electric Innovation Day 2019 pada Kamis (4/4/2019)./Bisnis-Rahmad Fauzan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Schneider Electric, perusahaan global dalam transformasi digital di pengelolaan energi dan automasi, menawarkan platform EcoStruxure IT, sebuah arsitektur terbuka berbasis internet of things (IoT) untuk manajemen pangkalan data, pengoptimalan kinerja infrastruktur, dan manajemen risiko.

Dalam acara bertajuk Schneider Electric Innovation Day 2019: Membangun Ketahanan Ekosistem Data Center di Era Industri 4.0 di Jakarta, Kamis (4/4), Vice President of Secure Power Division, Schneider Electric Indonesia mengatakan hal yang menjadi tantangan bagi perusahaan di Indonesia adalah memastikan ketahanan dan keberlangsungan operasional.

“[Terutama] di dalam ekosistem data center yang semakin kompleks dengan strategi pengelolaan energi yang lebih andal dan efisien,” ujarnya.

Adapun, kegiatan operasional pangkalan data membutuhkan pemantauan 24 jam, mulai dari pasokan listrik, pengaturan suhu dan kelembaban udara, hingga identifikasi potensi kerusakan perangkat.

Platform EcoStruxure IT, dengan memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan pembelajaran mesin atau machine learning (ML), memungkinkan terjadinya konsolidasi data dari berbagai aset infrastruktur pangkalan data di pusat komputasi awan serta memberikan analisa prediktif dan proaktif untuk pengambilan keputusan secara real-time.

Selain itu, informasi dapat diakses dari jarak jauh menggunakan gawai atau pun personal computer (PC) sehingga dapat meningkatkan produktivitas.

Country Presiden Schneider Electric Indonesia, Xavier Denoly, mengatakan sebanyak 5 miliar orang diperkirakan akan terkoneksi dengan 30—50 miliar benda atau mesin.

“Secara tidak langsung dapat dikatakan 10 kali lebih banyak perangkat yang terhubung secara bertahap daripada orang yang terhubung pada 2020,” ujarnya.

Terkait dengan hal tersebut, lanjutnya, lonjakan mahadata atau big data dan konsumsi energi akan semakin besar serta dibutuhkan strategi pengelolaan yang dapat mengubah data menjadi informasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper