Respons John Riady Soal Kabar Saham Tokopedia di OVO

Agne Yasa
Rabu, 20 Maret 2019 | 10:49 WIB
CEO Lippo Karawaci John Riady saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
CEO Lippo Karawaci John Riady saat berkunjung ke kantor Bisnis Indonesia, di Jakarta, Selasa (19/3/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Tokopedia dikabarkan telah menjadi salah satu pemegang saham di OVO, bersama Grab dan Lippo Group. Kolaborasi tiga investor dan pemodal lain diperkirakan mendongkrak valuasi OVO melewati US$1 miliar sehingga menjadikan platform pembayaran digital tersebut unicorn kelima Indonesia.

Generasi Ketiga dari Lippo Group yang baru didapuk jadi CEO PT Lippo Karawaci Tbk John Riady mengatakan bahwa di lini bisnis digital, termasuk OVO, Lippo lebih banyak menggunakan skema kemitraan untuk berkembang.

“Kami sementara kemitraan aja. [Soal investasi dari Tokopedia] Itu mesti tanya ke Tokopedia-nya itu. [Untuk saham Lippo di OVO] kami belum ada perubahan, kami kemitraan saja. Dicek sama Tokopedia [soal investasi],” ujar John ketika berkunjung ke Kantor Bisnis Indonesia, Selasa (19/3/2019).

Dari catatan Bisnis, Tokopedia menjalin kerja sama dengan OVO pada akhir 2018 untuk menggantikan dompet digitalnya yaitu Tokocash yang belum mendapatkan izin operasional dari Bank Indonesia.

Adapun terkait status unicorn yang dikabarkan telah disandang OVO sejak awal 2019 ini, John mengatakan pihaknya fokus untuk melakukan bisnis bukan mengejar status unicorn.

“Unicorn itu kan sekunder, yang penting pengguna kita senang, cashback-nya banyak. Itu yang paling penting. Kalau unicorn, mesti nanya Pak Rudiantara [Menkominfo], Chief Rudi kan pejuang unicorn,” ujarnya.

Dia mengatakan saat ini Lippo Group lebih fokus pada bisnis properti dan kesehatan.Oleh karena itu, Lippo Karawaci menjadi induk yang penting dari keseluruhan bisnis yang ada di grup. Adapun sektor bisnis lainnya, akan dikembangkan dengan kemitraan.

“Mungkin kami ingin mencari  mitra-mitra yang untuk mereka ini adalah core bisnis mereka dan  kami bermitra, kami [menjadi partner], dan kami mendukung mereka. Contohnya kita membangun perusahaan seperti OVO, misalnya,” katanya.

John menjelaskan Lippo membangun perusahaan OVO dan mendorong di awalnya. Namun, setelah 1,5 tahun, pihaknya mulai mencari mitra untuk OVO, seperti Grab. Kemudian berlanjut dengan bermitra dengan Tokopedia.  Melalui kemitraan ini, katanya, pihaknya justru bisa menggunakan dan mengambil ekosistem dan used case  yang ada di Grab dan Tokopedia.

“Tentu mungkin kita tidak kontrol, dalam arti memiliki 50 persen, seperti itu.  Tapi karena perusahaan ini dimiliki oleh, yang saya suka sebut natural owners, pemilik alami. Bahkan usaha ini sekarang dimiliki natural owners sehingga kinerja perusahaan ini akan lebih baik. Jadi kita konsepnya bermitra dengan mereka,” jelasnya.

Dia menegaskan hal ini yang menjadi perbedaan dalam menjalankan perusahaan di era sekarang dengan adanya disrupsi. Adakalanya, perusahaan harus bermitra dan ini baik bagi kinerja perusahaan.

“Di Indonesia ini, setiap usaha membutuhkan perhatian yang banyak dan kami tidak kepegang seluruhnya itu. Jadi kami perlu fokus di industri yang jatah kami, yang lain kami cari partner, dan dukung,” ujarnya.  

Hingga saat ini, OVO menjadi layanan dompet digital yang dominan bersama Go-Pay dari Gojek. Ditambah kehadiran LinkAJa yang merupakan kolaborasi layanan dompet digital perusahaan BUMN, menambah ramai industri dompet digital Tanah Air.

Tokopedia dan OVO menolak merespons pertanyaan tentang investasi Tokopedia di OVO. Keduanya beralasan mereka memiliki kebijakan  untuk tidak menanggapi rumor di pasar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Agne Yasa
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper