Pembangunan Palapa Ring Timur Tersendat di Pegunungan Papua

Duwi Setiya Ariyanti
Kamis, 27 Desember 2018 | 18:37 WIB
Foto udara sungai berkelok membelah hutan di Kabupaten Mimika, Papua, Senin (29/1)./ANTARA-M Agung Rajasa
Foto udara sungai berkelok membelah hutan di Kabupaten Mimika, Papua, Senin (29/1)./ANTARA-M Agung Rajasa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Konstruksi proyek jaringan serat optik Palapa Ring Timur terhambat masalah keamanan di sekitar pegunungan di Papua.

Direktur Utama PT Mora Telekomunikasi Indonesia (Moratelindo) Galumbang Menak mengatakan bahwa proyek pembangunan di darat tak bisa berjalan lancar karena harus menanti kondisi keamanan yang memungkinkan.

Menurutnya, para pekerja di bawah anak usahanya PT Palapa Timur Telematika yang memenangkan tender proyek terkadang harus menghentikan pekerjaan karena kondisi keamanan tak memungkinkan.

Dia menyebut, pembangunan kabel laut sudah selesai sejak November 2018. Sisanya, tinggal pemasangan menara di daerah pegunungan. Sayangnya, di wilayah tersebut memiliki ancaman keamanan sehingga pekerjaan fisik terkadang harus dihentikan untuk sementara.

Oleh karena itu, dia mengestimasikan proyek bisa beroperasi secara komersial pada Maret 2019.

"Maret target COD (commercial operation date/beroperasi secara komersial). Kalau [kabel] laut sudah selesai November. Tinggal tower di daerah pegunungan. Akibat adanya gangguan keamanan yang belum kondusif," ujarnya saat dihubungi Bisnis, Kamis (27/12/2018).

Dia menuturkan akan ada biaya yang timbul akibat waktu pengerjaan yang lebih panjang. Kendati demikian, dia tak menyebut secara detail berapa estimasi nilai investasi yang terealisasi. Pastinya, seluruh biaya yang timbul akan menjadi tanggungan perusahaan.

"Mungkin ada biaya over run tapi itu tanggung jawab kami," katanya.

Adapun, Palapa Ring Timur memiliki total panjang jaringan serat optik 6.878 km yang terdiri dari kabel laut 4.426 km, kabel darat 2.452 km, dan microwave 59 Hops. Untuk membangun infrastruktur ini, kontrak senilai Rp5,41 triliun diteken pada 29 September 2016 dan hingga saat ini konstruksi fisik masih berjalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper