Terdampak Tsunami Anyer, Jaringan Indosat Masih Aman

Dhiany Nadya Utami
Minggu, 23 Desember 2018 | 12:59 WIB
Logo Indosat Ooredoo di kantor pusat PT Indosat Tbk./Indosat
Logo Indosat Ooredoo di kantor pusat PT Indosat Tbk./Indosat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Jaringan telekomunikasi Indosat Ooredoo diklaim dalam kondisi aman pascatsunami yang menerpa kawasan Serang, Anyer, dan sekitarnya.
 
Dalam keterangan resmi, Group Head Corporate Communications Indosat Ooredoo Turina Farouk menyatakan meski ada beberapa Base Transceiver Station (BTS) terdampak karena ketiadaan pasokan listrik dari PLN, tetapi jaringan mereka masih dapat melayani masyarakat dengan baik.
 
Menurutnya, tim teknis jaringan milik perseroan terus memantau situasi dan berupaya untuk memulihkan kondisi jaringan sesegera mungkin terkait kondisi terakhir di lapangan. 
 
Pada saat yang sama, Indosat Ooredoo memantau kondisi masyarakat terdampak bencana untuk menyiapkan kegiatan dan bantuan sosial yang dibutuhkan dalam situasi darurat sehingga dapat meringankan beban masyarakat terdampak bencana. 
 
“Atas nama manajemen dan keluarga besar Indosat Ooredoo kami menyampaikan prihatin dan turut berduka kepada masyarakat yang menjadi korban. Semoga kondisi segera pulih dan masyarakat dapat beraktivitas kembali,” ujarnya, Minggu (23/12/2018).
 
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah menyampaikan bahwa tsunami terjadi dan menerjang beberapa wilayah pantai di Selat Sunda, di antaranya di Kabupaten Pandeglang, Serang, dan Lampung Selatan. Tsunami terjadi pada Sabtu (22/18) sekitar pukul 21.27 WIB.
 
Mereka menyatakan tsunami bukan dipicu oleh gempa bumi karena tidak terdeteksi adanya aktivitas tektonik. Kemungkinan tsunami terjadi akibat longsor bawah laut karena pengaruh dari erupsi Gunung Anak Krakatau.

Pada saat bersamaan, terjadi gelombang pasang akibat pengaruh bulan purnama. Jadi, ada kombinasi antara fenomena alam yaitu tsunami dan gelombang pasang.
 
Badan Geologi mendeteksi pada pukul 21.03 WIB, Gunung Anak Krakatau erupsi kembali dan menyebabkan peralatan  seismograf setempat rusak. Namun, seismik Stasiun Sertung merekam adanya getaran tremor terus menerus dan tidak ada frekuensi tinggi yang mencurigakan.

Kemungkinan material sedimen di sekitar Anak Gunung Krakatau di bawah laut longsor sehingga memicu tsunami. 
 
Tsunami yang terjadi pun menelan korban jiwa dan kerusakan material lainnya. Adapun jumlah korban dan kerusakan masih terus didata.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Annisa Margrit
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper