Refarming Telkomsel Rampung Lebih Awal

Duwi Setiya Ariyanti
Minggu, 15 April 2018 | 13:08 WIB
Salah satu BTS Telkomsel di daerah perbatasan. Telkomsel secara nasional telah mengoperasikan 627 base transceiver station (BTS) yang berlokasi di perbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini dalam upaya mendukung kedaulatan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bisnis/Istimewa
Salah satu BTS Telkomsel di daerah perbatasan. Telkomsel secara nasional telah mengoperasikan 627 base transceiver station (BTS) yang berlokasi di perbatasan dengan Singapura, Malaysia, Vietnam, Timor Leste, Australia, Filipina, dan Papua Nugini dalam upaya mendukung kedaulatan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bisnis/Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Penataan ulang pita frekuensi 2,1 GHz yang dilakukan PT Telekomunikasi Seluler selesai lebih awal dari jadwa.

Dalam keterangan resminya yang diterima Bisnis, Kamis (12/4/2018), penyelesaian penataan ulang atau refarming pita selesai lebih awal dari target yang ditetapkan Kementerian Komunikasi dan Informatika. Telkomsel menata ulang jaringan yang menggunakan rentang frekuensi 2,1 GHz selama 87 hari yakni dari 15 Januari hingga 11 April 2018.

Adapun, refarming mencakup 42 klaster dari Papua hingga Jawa Timur. Direktur Network Telkomsel Bob Apriawan mengatakan percepatan waktu penyelesaian didukung kemampuan sumber daya manusia. Menurutnya, dari eksekusi 120 menit, bisa diselesaikan lebih cepat menjadi 35 menit. Oleh karena itu, pihaknya bisa menghemat waktu sebanyak 2 pekan.

Operator seluler diwajibkan melakukan refarming mengacu pada Keputusan Menteri Komunikasi dan Informatika No. 1998/2017.

"Persiapan yang matang dan expertise sumber daya manusia memampukan kami untuk memperpendek waktu eksekusi," katanya.

Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ismail, mengatakan refarming frekuensi dilakukan guna mendorong efisiensi dan optimalisasi penggunaan spektrum. Penyelesaian refarming ini, tuturnya, akan mendukung pemanfaatan jaringan 4G LTE.

Refarming dilakukan dengan membuat penetapan pita frekuensi radio yang berdampingan (contiguous) untuk setiap operator jaringan broadband seluler. Hal ini dapat memberikan solusi terbaik mengatasi jaringan macet (network congestion) sehingga masyarakat mendapat pelayanan yang berkualitas.

Seperti diketahui, selain Telkomsel, terdapat tiga operator lain yang juga melakukan refarming. Ketiga operator tersebut yakni PT Indosat Ooredoo, Tbk, PT. Hutchison 3 Indonesia (H3I) dan PT XL Axiata, Tbk.

"Penataan frekuensi mendorong efisiensi dan optimalisasi penggunaan spektrum frekuensi radio. Selesainya seluruh proses refarming 2,1 GHz tentunya menjadi milestone baru pemanfaatan 4G LTE di Indonesia,” katanya.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper