Blockchain Bakal Gusur Uber dan Airbnb

Duwi Setiya Ariyanti
Rabu, 21 Februari 2018 | 06:47 WIB
Ilustrasri - uber Taxi/mises.org
Ilustrasri - uber Taxi/mises.org
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Teknologi blockchain berpotensi membuat aplikasi on-demand seperti Uber dan Airbnb usang. 

Direktur PT Computrade Technology International Group Rachmat Gunawan mengatakan pihaknya tak bisa memperkirakan secara pasti kapan blockchain menjadi teknologi yang lumrah digunakan pada berbagai industri di Tanah Air. Namun, dari beberapa referensi, dia menyebut tak perlu waktu lama untuk adopsi blockchain. 

Pasalnya, blockchain memberikan nilai tambah bagi para pelaku usaha. Dengan demikian, permainan dalam menerapkan blockchain tak lagi disoal tentang kesiapan melainkan tentang kecepatan mengadopsi teknologi. 

Adapun, blockchain memiliki karakter transparan, tersebar karena tidak adanya pihak ketiga, tidak dapat diubah atau immutable, dan bebas dari risiko downtime (high availability). 

Selain itu, skema yang berlaku pada blockchain pun dianggap aman, mudah, cepat, dan murah. Hal itulah yang menjadi daya tarik penerapan blockchain pada industri. 

“Massifnya, saya juga enggak bisa predict. Kalau dari beberapa literatur 4–5 tahun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (20/2/2018).

Rachmat menuturkan dampak penerapan blockchain akan berbeda mengikuti karakter industri masing-masing. Pastinya, sebagai penunjang, membutuhkan adopsi komputasi awan yang sudah matang. 

Ketika blockchain telah diterapkan, dia menyebut, kemungkinan besar fasilitas berbagi dari jasa transportasi hingga jasa pesan penginapan, akan tergeser oleh blockchain. 

Alasannya, para pengguna tak lagi membutuhkan penghubung karena telah terhubung secara langsung dengan pihak-pihak tertentu. Sebagai contoh, dia menyebut konsumen mungkin tak lagi membutuhkan aplikasi untuk menyewa mobil karena setiap individu baik penyewa maupun pemberi sewa sudah saling terhubung. 

Dari hasil riset Accenture yang dilakukan 2017 pada industri perbankan, blockchain bisa menekan biaya infrastruktur 30% di delapan dari 10 bank investasi atau sekira US$8 miliar hingga US$12 miliar. 

Di sisi lain, Transparency Market Research 2017 memprediksi nilai pasar blockchain bisa meningkat menjadi US$20 miliar di 2024 dari US$316 juta di 2015 dengan laju pertumbuhan sebesar 58,7% per tahun. 

Possibility di-disrupt blockchain seperti Uber, Grab, Airbnb besar sekali karena dengan blockchain enggak perlu. Kita bisa direct deal dengan yang punya mobil.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper