Blockchain Pangkas Biaya Bank 30%

Duwi Setiya Ariyanti
Selasa, 20 Februari 2018 | 21:51 WIB
Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS./REUTERS-Dado Ruvic
Ilustrasi Bitcoin diletakkan di atas lembaran uang dolar AS./REUTERS-Dado Ruvic
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Bank yang mengadopsi blockchain bisa memangkas biaya infrastruktur hingga 30%. Pasar basis teknologi Bitcoin tersebut diperkirakan tumbuh 58,7% setiap tahun.

Fellow, Dell Technologies Steve Todd mengatakan hampir seluruh industri mulai dari keuangan hingga manufaktur bisa mengadopsi blockchain.

Dia menyebut lambannya pertumbuhan adopsi blockchain dikarenakan waktu tunda transfer data atau latensi pada jaringan dan proses penyimpanan yang lamban. Dalam upaya menerapkan blockchain, pihaknya akan membantu melakukan validasi pemanfaatan blockchain hingga teknis pengaplikasiannya.  

Menurutnya, tanpa kedua hambatan itu, blockchain bakal semakin cepat diadopsi. Dari hasil riset Accenture pada industri perbankan, blockchain bisa menekan biaya infrastruktur 30% di 8 dari 10 bank investasi atau sekira US$8 miliar hingga US$12 miliar. 

Di sisi lain, Transparency Market Research memprediksi nilai pasar blockchain bisa meningkat menjadi US$20 miliar di 2024 dari US$316 juta di 2015 dengan laju pertumbuhan sebesar 58,7% per tahun. 

“Saya pikir alasan blockchain lambat karena latensi jaringan ketika banyak server di jaringan blockchain banyak peer to peer,” katanya. 

Pejabat Otoritas Jasa Keuangan dan Badan Siber dan Sandi Negara akan berdiskusi tentang blockchain dengan pelaku industri teknologi informasi dalam konferensi CTI IT Infrastructure Summit 2018.

CTI IT Infrastructure Summit 2018 rencananya berlangsung pada 7 Maret 2018 di Hotel Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta.

Dalam acara tersebut akan dibahas tentang solusi seputar teknologi informasi, juga ajang berbagi pengalaman dari  berbagai industri. Adapun, beberapa pembicara yang dijadwalkan akan hadir di antaranya Vice President South East Asia Gartner Jonathan Krause, Kepala Otoritas Jasa Keuangan Wimboh Santoso hingga Kepala Badan Siber dan Sandi Negara Djoko Setiadi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper