BOS TELEGRAM : Kami Bukan Teman Teroris

Saeno
Minggu, 16 Juli 2017 | 16:12 WIB
Pavel Durov/telegram
Pavel Durov/telegram
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Telegram Pavel Durov membantah bahwa aplikasi yang dibuat bersama saudaranya itu dirancang untuk menjadi teman para teroris.

"Telegram memang dibangun dengan sistem enkripsi ketat demi kepentingan privasi, tapi kami bukan teman bagi para teroris," ujar Durov di akun miliknya, Minggu (16/7/2017).

Durov membeberkan fakta bahwa selama ini telegram telah memblokir ribuan kanal publik terkait ISIS dan melaporkan hal itu melalui akun @isiswatch.

Lebih dari itu, Durov memastikan bahwa Telegram senantiasa melakukan langkah-langkah untuk meningkatkan kemampuan dalam mencegah propaganda para teroris. Telegram, kata Duron, juga senantiasa terbuka atas berbagai gagasan untuk melakukan hal yang lebih baik.

Seperti diketahui, meski tak sebesar Whatsapp, aplikasi Telegram dirancang dengan keamanan enkripsi data yang sangat sulit ditembus.

Didirikan tahun 2013 oleh Pavel Durov dan Nicolay Durov dari Rusia, aplikasi Telegram dirancang dengan fitur yang sangat melindungi privasi.

Berikut beberapa keandalan yang ditawarkan Telegram.

- Koneksi : Dapat digunakan dari lokasi terpencil

- Koordinasi: Mampu menjadi sarana komunikasi grup dengan anggota di atas 10.000

-Sinkronisasi : Chat bisa dilakukan lintas piranti

- Pengiriman Pesan: Bisa mengirim dokumen dengan berbagai tipe

- Enkripsi : Mampu menjaga rahasia personal dan bisnis

- Penghapusan/Destruksi Pesan : Pesan bisa diatur sesuai waktu

- Penyimpanan : menggunakan komputasi awan

- Privasi : Pesan-pesan di Telegram terenkripsi ketat dan dapat otomatis menghancurkan pesan

- Kecepatan : Telegram mengirimkan pesan lebih cepat dari aplikasi lainnya

- Distribusi : Server Telegram tersebar di seluruh dunia demi menjamin keamanan dan kecepatan pengiriman pesan

- Keamanan Dokumen : Telegram membuat pesan yang berada di dalamnya tidak dapat diretas

Seperti diketahui, mulai Jumat (14/7/2017) pukul 11.00 WIB aplikasi Telegram diblokir di Indonesia.

Kementerian Komunikasi dan Informatika telah melakukan pemblokiran terhadap website pesan instan global bernama Telegram.

Hal itu dilakukan karena Telegram diindikasikan sering digunakan oleh kelompok radikalis untuk berkomunikasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : telegram
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper