Facebook Wajib Pasang Filtering Fake News

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 31 Januari 2017 | 19:04 WIB
Facebook/Reuters
Facebook/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--The Habibie Center mendesak layanan over the top (OTT) global Facebook untuk segera menggunakan filtering fake news sejalan dengan maraknya berita palsu yang beredar di Facebook dan layanan OTT lainnya.

Ilham Habibie, Chairman Institut for Democracy through Science and Technology The Habibie Center mengemukakan desakan tersebut sudah tidak dapat ditawar lagi oleh Facebook, karena layanan media sosial tersebut telah memberikan kontribusi atas merebaknya berita palsu yang belakangan ini terjadi di Indonesia.

"‎Memang seharusnya ada filtering fake news di Facebook agar tidak ada lagi berita palsu. Lagipula kan Facebook sudah menjadi perusahaan media sekarang melalui banyaknya berita yang tersebar di sana, tapi dia baru sadar sekarang," tuturnya usai diskusi TechTalk di Jakarta, Selasa (31/1).

Menurutnya, konten berita yang disebarkan‎ oleh Facebook memiliki dampak yang sangat besar jika dibandingkan dengan konten yang disebarkan oleh media nasional. Pasalnya, dia mengatakan, saat ini pengguna Facebook sudah mencapai angka lebih dari 1 miliar pengguna di seluruh dunia.

"Jadi jelas kan, dampaknya besar sekali Facebook ini ke pembaca. Seharusnya pemerintah mengatur OTT ini," katanya.

Dia berpandangan Facebook seharusnya memiliki pengawas konten khusus di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh layanan video streaming Bigo Live Indonesia. Menurutnya filtering fake news pada media sosial sangat penting untuk diterapkan agar tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban berita palsu.

"‎Bahkan di Amerika sekalipun, pemilihan presiden waktu itu hoaxnya banyak sekali, karena memang sistemnya belum berjalan dengan baik. Negara dimanapun masih kesulitan untuk menangkal hoax ini," ujarnya.

Ketua Dewan Teknologi Informasi Nasional tersebut juga menyarankan agar Facebook membuka kantor dan menyiapkan tenaga khusus untuk melakukan filtering konten yang diduga mengandung unsur hoax, sehingga tidak menyebar luas di Indonesia.

"Memang kita melihat harus ada devisi khusus yang melakukan pengawasan seperti ini, jadi misalnya bisa saja bekerja sama dengan tenaga khusus yang paham soal filtering konten ini," ‎tuturnya.

‎Sementara itu, pakar teknologi dan informasi Ismail Fahmi menjelaskan untuk memberangus maraknya pemberitaan palsu, dibutuhkan SDM khusus untuk menjadi Hoax Buster. Menurutnya, Hoax Buster tersebut dapat memantau media sosial dan seluruh grup pesan seperti Whatsapp untuk menjadi counter hoax.

"Misalnya di dalam satu grup whatsapp ada counter hoax satu sampai dua saja, nanti dengan sendirinya penyebar hoax ini akan mundur," katanya.

Dia berharap ke depan pemerintah memperketat pengawasan terhadap seluruh pemain over the top yang menikmati kue Indonesia. Sehingga berita palsu tidak beredar lagi di masyarakat.

"Ini harus diatur dan diperketat. Jangan sampai ke depan ada berita palsu lagi yang beredar," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper