Bisnis.com, JAKARTA - Internet of Things (IoT) dan teknologi Cloud diprediksi mendorong implementasi transformasi digital oleh seluruh industri sejalan dengan semakin tingginya penetrasi Internet di Indonesia.
Budi Santoso Susanto, Country Manaager Cisco Systems Indonesia, memprediksi pertumbuhan transformasi digital akan semakin kuat seiring dengan target pemerintah yang berencana menjadikan Indonesia sebagai negara ekonomi digital terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Menurutnya, dewasa ini teknologi telah menjadi roda penggerak berbagai program prioritas pemerintah seperti di antaranya smart city yang tengah digenjot oleh Presiden Joko Widodo.
"Berbagai institusi pemerintah juga mulai bergerak ke arah implementasi teknologi. Seperti OJK dan BI yang telah mengumumkan untuk menggabungkan dua regulasi keuangan berbasis teknologi agar dapat meningkatkan inklusi keuangan," tuturnya di Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Selain itu, menurutnya, digitalisasi dari sektor swasta diprediksi juga akan mengalami pertumbuhan yang signifikan. Budi menjelaskan salah satu pertumbuhan tersebut datang dari layanan transportasi berbasis aplikasi GoJek yang telah dinilai Unicorn karena telah mendapatkan dana sebesar US$550 juta dengan nilai valuasi melebihi US$1 miliar.
"Saya percaya transformasi digital ini akan terus menguat pada beberapa tahun ke depan, karena didorong juga oleh konvergensi megatren teknologi, seperti mobilitas, IoT dan Cloud," katanya.
Seperti diketahui, berdasarkan data riset IDC disebutkan sekitar 33% industri diprediksi akan gulung tikar jika tidak segera bertranformasi.
Adapun data Accenture menyebutkan selama 3-5 tahun ke depan, setiap perusahaan berencana melakukan transformasi digital. Industri akan melakukan investasi pada teknologi big data analytic sekitar 38%, Internet of Things (IoT) sekitar 36% dan mobile sekitar 31%.
Budi juga mengatakan transformasi digital akan berdampak positif bagi 12 industri, dengan lima industri yang diprediksi paling terdampak adalah teknologi, media dan hiburan, ritel, jasa keuangan, dan telekomunikasi.
Menurutnya, industri e-commerce Indonesia dewasa ini juga tengah mengalami pertumbuhan yang paling cepat di seluruh dunia. "Karena itu pemerintah memprediksi industri e-commerce itu akan mencapai US$130 miliar pada tahun 2020," ujarnya.
Menurutnya, untuk melakukan transformasi digital tersebut industri membutuhkan kemampuan inti seperti hyperawareness, yaitu pengambilan keputusan berdasarkan informasi dan eksekusi cepat agar organisasi dapat mengantisipasi apa yang akan terjadi selanjutnya dan bertindak sesuai keterampilan dan tujuan organisasi.
"Kemampuan ini memberdayakan orang dan mengubah tenaga kerja menjadi lebih baik dengan mendorong tingkat kolaborasi, inovasi, dan sukses bagi seluruh perusahaan," tuturnya.
Industri, menurutnya juga perlu mengenal sejumlah prinsip yang dapat membantunya dalam bertransformasi seperti di antaranya adalah pengalaman pengguna, solusi inovatif, pertumbuhan enjualan, efisiensi biaya dan out of jail.
"Ini adalah lima area yang akan membantu perusahaan untuk menemukan fokus mereka ketika mereka memulai perjalanan transformasi digitalnya," katanya.
Kemudian sektor keamanan siber dinilai juga menjadi penting bagi industri sebelum bertransformasi. Dia mengatakan keamanan siber harus menjadi pusat strategi transformasi digital semua perusahaan, seiring dengan bertambah banyaknya jumlah perangkat yang terhubung dengan Internet.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
