Balon Google Tak Punya Teknologi Perlindungan Data, Waspadalah!

Sholahuddin Al Ayyubi
Selasa, 6 September 2016 | 20:09 WIB
Ilustrasi cara kerja balon Google di Indonesia dalam Loon Project./Ilustrasi-siaran pers Google
Ilustrasi cara kerja balon Google di Indonesia dalam Loon Project./Ilustrasi-siaran pers Google
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA‎ - Project balon udara Google yang akan diuji coba bersama sejumlah operator dinilai tidak akan berhasil karena tersandung izin Kementerian Perhubungan dan belum memiliki teknologi yang jelas untuk melindungi data masyarakat dari negara asing.

Ilham Akbar Habibie, Ketua Tim Pelaksana Dewan Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (Detiknas), mengemukakan uji coba balon udara Google tersebut perlu dikaji ulang secara cermat oleh pemerintah.

Hal itu karena Google Loon dinilai tidak memiliki teknologi untuk mengamankan data penggunanya. Dia mengaku khawatir jika balon udara tersebut beroperasi dengan dalih melakukan ujicoba, maka seluruh data masyarakat Indonesia dapat langsung diperjual-belikan kepada negara asing.

"Bisa jadi nanti dia (Google) menjual data kepada pihak lain. Ini kan belum jelas teknologinya seperti apa, jangan-jangan nanti tidak bisa (diterapkan)," tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (6/9/2016).

Dia juga mendesak pemerintah agar melakukan kajian mendalam sebelum balon udara Google tersebut diberikan izin untuk terbang di langit Indonesia.

Pasalnya, selama ini Menkominfo Rudiantara selalu mengisyaratkan untuk tetap memperjuangkan Project Google Loon agar tetap dapat mengudara di Indonesia.

Menurut Ilham, selama ini balon udara Google dinilai selalu gagal diterapkan oleh sejumlah negara, lantaran tidak memiliki teknologi yang tepat untuk diterapkan pada negara yang menjadi targetnya.

"Begini, yang jadi pertanyaan sampai saat ini kan mengapa project Google Loon ini tidak pernah berhasil di satu negara pun. Semua negara itu kan hanya menerapkan pilot project saja," katanya.

Ilham mengatakan secara teknis, penerapan Project Google Loon tersebut dinilai sudah mumpuni. Kendati demikian, sampai saat ini Google tidak pernah membeberkan bagaimana cara Google Loon melindungi data masyarakat Indonesia agar sewaktu-waktu tidak dijual kepada negara lain untuk kepentingan tertentu.

"Itu dia masalahnya, ini demi kedaulatan negara dan kedaulatan data pribadi kita. Bagaimana kalau nanti data kita diperjual-belikan," ujarnya.

Secara terpisah, Kemenhub memastikan tetap tidak akan mengizinkan Google Inc untuk meluncurkan Project Loon karena membahayakan penerbangan dan mengancam keamanan data secara nasional.

Staf Ahli Menteri Perhubungan pada Bidang Teknologi, Energi dan Lingkungan, Nugroho Indrio menjelaskan jika Project Loon milik Google tersebut tetap dipaksakan beroperasi sesuai keinginan Menkominfo, maka akan berpotensi memasuki ruang udara bandara di Indonesia. Menurutnya, ruang udara harus steril karena digunakan sebagai jalur penerbangan pesawat.

"Tidak boleh ada yang berterbangan di ruang udara kita, karena itu menyangkut keselamatan penumpang juga. Kalau di ruang udara agak sulit, jadi tidak bisa (dikeluarkan izinnya)," katanya.

Selain alasan ruang udara, menurut Nugroho pihaknya tidak akan mengizinkan balon udara Google untuk terbang karena mempertimbangkan aspek keamanan nasional.

Dia mengatakan dewasa ini keamanan data nasional wajib untuk dilindungi dari negara asing. "Perlindungan data pribadi juga menjadi salah satu faktor penting," tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper