Jerman Tingkatkan Energi Terbarukan ke Gardu Listrik, UL Rampungkan Studi

Newswire
Jumat, 12 Februari 2016 | 12:50 WIB
UL menggunakan berbagai riset dan standar untuk terus berimprovisasi dan memenuhi kebutuhan keamanan yang terus berubah. . /Ilustrasi
UL menggunakan berbagai riset dan standar untuk terus berimprovisasi dan memenuhi kebutuhan keamanan yang terus berubah. . /Ilustrasi
Bagikan

Bisnis.com, ILLIONIS -- UL, organisasi ilmu pengetahuan keselamatan global, baru saja merampungkan studi untuk mempelajari langkah Jerman untuk meningkatkan jumlah sumber daya terbarukan ke dalam jaringan gardu listriknya.

Hasil studi ini tersedia di laporan resmi berjudul Putting the Pieces Together: Transition and Transformation in Global Energy Markets, yang ditulis oleh Chief Economist UL, Erin Grossi.

Studi ini meliputi penelitian lapangan dan wawancara dengan badan ekosistem energi Jerman, pihak yang berwenang di dalam inisiatif transformasi energi Jerman.

Jerman merupakan fokus utama Grossi karena negara ini melakukan lompatan besar di sektor energi dengan menetapkan target ambisius yaitu menggantikan nuklir dengan sumber daya terbarukan sebagai bahan bakar pembangkit listrik utama mereka.

Dalam hal penggunaan energi terbarukan secara keseluruhan, negara ini berhasil mencatatkan penggunaan energi sebesar 30% pada 2014, dan berambisi untuk mewujudkan 40%-50% hingga 2025, dan bahkan hingga 80% hingga 2050.

"Tujuan kami ialah untuk mengungkap kenapa Jerman ingin mengambil langkah serevolusioner tersebut dalam hal energi terbarukan, apa yang membuat mereka yakin hal tersebut bakal sukses, dan apa yang bisa dikontribusikan dan dipelajari negara-negara lain dari inisiatif ini," ujar Grossi.

Laporan ini menggambarkan perbedaan menyeluruh antara kondisi lingkungan dan keamanan Jerman, fokus yang sangat tajam di dalam mengelola dan memelihara kesinambungan jaringan gardu listrik, dan mengembangkan pembangkit listrik virtualnya untuk mengatasi sejumlah tantangan teknis yang lebih canggih.

Meskipun demikian, studi ini juga mengungkapkan ada sejumlah kelemahan energi yang harus diatasi oleh Jerman guna meraih gol energinya - dengan bantuan teknologi dari negara-negara lain.

"Saran kami adalah terdapat berbagai teknologi yang dibutuhkan Jerman untuk mendukung inisiatif transformasi energi mereka, seperti teknologi manufaktur gardu listrik yang canggih dari negara-negara di Asia atau negara-negara dari kawasan lainnya," ungkap Grossi.

"Teknologi yang dimaksud ialah seperti penyimpanan baterai, transformator dan inverter pintar, analitik sensor dan data, dan standar terkait lainnya."

Laporan ini juga memaparkan masa depan energi yang lebih terdistribusi, handal, dan lebih pintar yang akan dikembangkan oleh banyak negara ketimbang harus membangun yang terpusat, karena secara teknis lebih mudah dikembangkan dan lebih hemat biaya dengan menggunakan sumber daya mekanis, kelistrikan, dan teknologi informasi saat ini.

UL adalah organisasi ilmu pengetahuan keselamatan global terkemuka yang telah berdiri sejak 120 tahun lalu. Lebih dari 11.000 tenaga profesionalnya mengacu kepada standar dan panduan misi UL untuk mewujudkan sistem dan lingkungan kerja yang aman bagi semua orang.

UL menggunakan berbagai riset dan standar untuk terus berimprovisasi dan memenuhi kebutuhan keamanan yang terus berubah. UL bermitra dengan pihak-pihak korporat, produsen, asosiasi perdagangan, dan regulator internasional untuk menciptakan solusi bagi rantai pasokan global yang kian hari kian kompleks.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper