Roadmap E-Commerce Tersandung Tiga RUU

Sholahuddin Al Ayyubi
Rabu, 10 Februari 2016 | 05:53 WIB
Ecommerce/alleywatch.com
Ecommerce/alleywatch.com
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA—Roadmap e-commerce diprediksi tidak akan rampung sampai RUU ITE, PP No 82/2012 tentang penyelenggaraan sistem dan dan transaksi elektronik serta RUU Perlindungan Data Pribadi diselesaikan oleh institusi terkait seperti DPR.

Kun Arief Cahyantoro, Head of Information Resillience Division pada Kementerian Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Kemenko Polhukam) mengemukakan ketiga RUU tersebut harus segera diselesaikan, untuk merampungkan roadmap e-commerce. Pasalnya menurut pria yang akrab disapa Kun tersebut, ketiga RUU itu merupakan frame work untuk menyesuaikan regulasi roadmap e-commerce yang akan mengatur diantaranya keberadaan pemain e-commerce asing dan lokal di Tanah Air.

“Kalau misalnya roadmap e-commerce ini rampung cepat bisa saja sebenarnya, tapi nanti kalau RUU ITE, PP No 82/2012 da RUU Perlindungan Data Pribadinya ini berbeda kan nantinya bisa berubah lagi, makanya kita menunggu ketiganya ini selesai dulu,” tuturnya kepada Bisnis di Jakarta, Selasa (9/2).

Kun memprediksi bisnis e-commerce akan mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan sejalan dengan tingginya pengguna Internet aktif yang menurut sumber We Are Social telah mencapai angka 88,8 juta, dengan pengguna smartphone aktif yang telah mencapai angka sebesar 318,5 juta, lebih besar dari jumlah penduduk di Indonesia yaitu 225,5 juta. “Indonesia adalah negara dengan populasi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan persentase jumlah pengguna Internet adalah 34% dan persentase jumlah mobile subscriber adalah 125% dari jumlah populasi penduduk Indonesia,” katanya.

Dengan data tersebut, Kun meyakini nilai transaksi pada bisnis e-commerce tahun ini akan mencapai angka US$20 miliar-US$28 miliar, sesuai dengan target yang telah diprediksi Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara. Meskipun demikian, menurut Kun masih ada 4 tantangan terbesar yang akan dihadapi para pemain e-commerce di Tanah Air beberapa tahun ke depan. Pertama, berdasarkan riset yang dilakukan oleh PaymentAsia pada 2015, para pembeli di e-commerce biasanya akan melakukan perbandingan harga terlebih dahulu sebelum membeli baik dari beberapa e-commerce maupun dari retail untuk mendapatkan harga yang paling murah.

“Dari situ, nanti ada sekitar 60% pembeli melakukan kriteria pencarian berdasarkan harga,” katanya.

Kemudian tantangan yang kedua ada pada sistem pembayaran. Menurut Kun, berdasarkan data Payment Asia 2015, sekitar 57% pembeli sudah menggunakan transfer bank untuk melakukan transaksi dan sekitar 28% menggunakan sistem Cash On Delivery (COD), sedangkan pembeli yang menggunakan kartu kredit di Tanah Air baru mencapai angka 7%. Selanjutnya tantangan yang ketiga ada pada tingkat kepercayaan.

Menurut data PaymentAsia 2015, sekitar 21,5% pembeli masih ingin memeriksa kualitas barang yang dipesan sebelum membeli barang tersebut. “Penilaian, rekomendasi, data, respon penjual dan keamanan pembayaran menjadi hal terpenting bagi pembeli dalam menentukan tingkat kepercayaan terhadap penjual,” ujarnya.

Kemudian yang terakhir yaitu soal keamanan data. Berdasarkan data Kemenko Polhukam pada 2015, keamanan data menjadi sangat penting untuk menjamin pembeli agar terhindar dari penyalahgunaan data pribadi, seperti nomor telepon, email, alamat dan nomor rekening. “Keamanan data ini menjadi penting untuk menjamin agar data pembeli tetap aman dan tidak diperjual-belikan, karena itu di dalam roadmap e-commerce ini juga harus diatur soal keamanan data pembeli,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper