Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia harus menguatkan nilai tukar rupiah karena akan terdampak terhadap semua, termasuk industri telekomunikasi yang hingga saat ini masih bertumbuh. Ekonom Hendri Saparini mengungkapkan Indonesia harus segera mengambil langkah kuatkan nilai tukar rupiah yang hingga Selasa (8/9/2015) menurut kurs tengah Bank Indonesia mencapai Rp14.285/US$.
“Kita ini pasar terbuka dari sisi financial, tetapi kita tidak memiliki pengaman yang berdampak pada naik turunnya industri salah satunya telekomunikasi,” ujarnya di Jakarta.
Hendri menambahkan Thailand dan China pun memiliki financial yang terbuka layaknya Indonesia tetapi mereka memiliki pengamanan. Menurutnya, industri telekomunikasi saat ini membutuhkan solusi jangka panjang, bukan jangka pendek karena pertumbuhan industri ini cukup tinggi.
“Dari sesi sektoral, industri telekomunikasi masih tumbuh di atas 9%. Dari sisi investasi pun masih tinggi. Industri ini sebenarnya sedang mengalami masa keemasan. Tetapi ada dampak dari pelemahan rupiah juga,” paparnya.
Hendri mengungkapkan, revenue operator telekomunikasi masih naik, tetapi kenaikan ini seiring dengan kenaikan ongkos produksi yang semakin meninggat sehingga akan berdampak pada turunnya net profit.