Bisnis.com, JAKARTA--Para ahli industri memperkirakan potensi e-commerce di Indonesia senilai US$10 miliar -US$12 miliar pada 2015 didorong oleh meningkatnya penggunaan smartphone serta pertumbuhan pengguna internet di Indonesia.
Tingkat penetrasi internet di Indonesia diperkirakan meningkat dua kali lipat dari 55 juta pengguna pada 2012 menjadi 125 juta pada 2017.
Sementara itu, tingkat kepemilikan smartphone juga diperkirakan naik sebanyak 20% pada 2012 menjadi 52% pada 2017.
Presiden Direktur PT Visa Indonesia Ellyana Fuad mengatakan tren baru dalam berbelanja online ini mengindikasikan bahwa mobile commerce (berbelanja online melalui handphone atau tablet) juga memiliki potensi sangat besar.
"Artinya, para penjual online juga harus membuat situs mereka menjadi lebih nyaman untuk diakses oleh handphone dan tablet sehingga bisa menggaet segmen ini," katanya, Senin (27/1/2014).
Sejalan dengan upaya pemerintah untuk meningkatkan pembayaran tanpa tunai (cashless payment) di Indonesia, Visa secara aktif berkolaborasi dengan bank-bank partner untuk memperluas penerimaan kartu Visa dalam berbelanja online.
"Tujuannya, agar ada lebih banyak lagi orang Indonesia yang bisa menikmati akses terhadap berbagai produk dan layanan yang ditawarkan oleh berbagai toko online di seluruh Indonesia," kata Ellyana.
Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia ini bukan hanya datang dari para pengguna baru yang berdomisili di luar Indonesia tapi juga para anak muda, serta orang Indonesia yang dinamis dan tinggal di kota-kota tingkat dua dan tingkat tiga seperti Semarang dan Makassar.
Kebanyakan pengguna internet dalam negeri, yang akan didominasi oleh pengguna ponsel dan tablet, akan memiliki kebiasaan berbelanja yang berbeda, seperti sering berbelanja secara impulsive, jika dibandingkan dengan para pengguna internet yang menggunakan komputer atau laptop.