Game Rancangan Mahasiswa UB Bantu Terapi Anak Penderita Autis

Mohammad Sofi`i
Rabu, 8 Januari 2014 | 19:28 WIB
Bagikan

Bisnis.com, MALANG-Mahasiswa Program Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer Universitas Brawijaya (PTIIK UB) Malang, Jawa Timur, mengembangkan game khusus untuk penderita autis.

Mahasiswa tersebut adalah Hanas Subakti, Ika Kusumaning Putri, dan Dwi Hardyanto yang tergabung dalam tim Raion`s Head. Game buatan mereka bernama Application Game Therapy Attention Deficit Hyperactive Disorder (AGTA ADHD).

Ika Kusumaning Putri, mewakili rekannya, mengatakan ADHD merupakan gangguan perkembangan dalam peningkatan aktivitas motorik yang kebanyakan diderita oleh anak-anak.

“Gejala yang sering ditunjukkan oleh penderita ADHD antara lain kesulitan untuk memusatkan perhatian dan kebiasaan hiperaktif  atau perilaku yang tidak bisa diam,” kata Ika di Malang, Rabu (8/1/2014).

Game tersebut dirancang khusus bagi anak penderita ADHD. Menurut terapis yang ditemui mahasiswa saat melakukukan riset pembuatan game,  biasanya anak penderita ADHD tidak bisa  duduk diam dan fokus pada suatu hal meski hanya dalam waktu 1 menit.

Mahalnya berbagai terapi untuk penanganan ADHD tersebut mengilhami mereka untuk untuk membuat sebuah aplikasi game yang dapat dimanfaatkan sekaligus sebagai terapi penderita ADHD.

“Untuk terapi obat biayanya Rp65.000 per butir. Sedangkan untuk terapi biomedis dan terapi cognitive biaya yang harus dikeluarkan mencapai Rp9.000-Rp95.000 setiap pertemuan,” jelas dia.

Terapi juga harus dilakukan secara rutin. Dengan AGTA biaya yang harus dikeluarkan hanya sekitar Rp1,5 juta untuk pembelian alat sensor gerak kinect dan dapat digunakan dalam waktu jangka panjang.

Terdapat tiga pilihan gameplay yang disajikan pada AGTA yakni catch the jellyfish, falling party, dan go fishing. Pada gameplay catch the jellyfish, player harus menangkap ubur-ubur yang lewat dengan menggunakan tangan kanannya saja.

Gameplay kedua falling party mengharuskan player menggerakkan kedua tangan kiri dan kanan untuk menangkap berbagai ikan yang jatuh dari arah atas,” jelasnya.

Adapun pada gameplay ketiga go fishing, player harus memilih satu ikan yang warnanya sesuai dengan perintah yang diberikan sistem. Selain dapat melatih konsentrasi dan fokus anak, game tersebut juga dapat melatih perkembangan kognitif mereka.

Hanas Subakti, mahasiswa lainnya, mengatakan game  tersebut akan dikembangkan untuk tujuan sosial, utamanya bagi sekolah-sekolah anak berkebutuhan khusus atau perorangan yang memang membutuhkan.

Saat ini game AGTA mulai diterapkan di sekolah berkebutuhan khusus di Kota Malang. Mahasiswa juga pernah menerapkan di salah satu sekolah berkebutuhan khusus zero five dan responnya bagus.

“AGTA juga berhasil meraih medali emas dalam kategori game di ajang kompetisi Gemastik yang digelar di Bandung belum lama ini,” tambah Hanas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Mohammad Sofi`i
Editor :
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper