Microsoft Tidak Lagi Dukung Windows XP, Berhati-hatilah!

Thomas Mola
Kamis, 31 Oktober 2013 | 20:31 WIB
Windows XP/nptc.ac.uk
Windows XP/nptc.ac.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Microsoft Corp kembali merilis Security Intelligence Report Volume 15 yang mengangkat laporan bahaya penggunaan sistem operasi dan perangkat lunak yang tidak didukung oleh update keamanan.

Microsoft telah mengumumkan sistem operasi Windows XP mulai pada 4 April 2013 tidak akan didukung lagi oleh tim Microsoft. Menurut StatCounter, terdapat 21% dari total pengguna Windows di seluruh dunia merupakan pengguna Windows XP. Dari jumlah itu, 33% pengguna Windows XP berada di Indonesia.

Microsoft menyebutkan tiga ancaman yang paling sering terhadap Windows XP yakni sality, rammit, dan vobfus. Sality merupakan malware yang mampu mencuri informasi pribadi, sementara ramnit adalah malware yang menginfeksi Windows executable file, file dari Microsoft Office, dan file HTML. Adapun, vobfus merupaan kelompok worm yang dapat mengunduh malware ke dalam PC pengguna yang selanjutnya dapat disebar melalui removable drives.

Laporan itu juga menyebutkan ancaman yang paling lazim di Indonesia yakni autorun, CpILnk, dan rammit. Autorun merupakan worm yang menyebar dengan menduplikasi dirinya ke jaringan atau removable drive dari komputer yang terinfeksi, sementara CpILnk merupakan file shortcut berbahaya yang mengeksploitasi kerentanan, dijelaskan oleh CVE-2010-2568.

Ancaman paling berbahaya berasal dari ramnit yakni malware yang mencuri informasi sensitif, seperti nama pengguna dan password akun bank pengguna. Ramnit juga dapat memberikan hacker akses dan kontrol PC pengguna dan memberhentikan software keamanan pengguna.

Director Microsoft Trustworthy Computing Tim Rains mengatakan jika Windows XP berhenti menerima security updates pada 8 April 2014, risiko keamanan pengguna Windows XP yang akan meningkat karena para penjahat cyber berusaha untuk mengeksploitasi kerentanan baru yang ditemukan.

“Pentingnya untuk upgrade dari Windows XP adalah tidak berlebihan. Kami benar-benar menginginkan masyarakat mengerti resiko dari menjalankan Windows XP setelah support berakhir dan mengetahui manfaat keamanan dari upgrade ke sistem operasi yang lebih modern,” ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (31/10). 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Thomas Mola
Editor : Yusran Yunus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper