JAKARTA -- Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia menilai pola kerja sama penyediaan akses Internet antara PT Indosat Tbk dan anak usahanya PT Indosat Mega Media (IM2) sudah sesuai undang-undang dan aturan yang berlaku.
Anggota Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) Nonot Harsono mengatakan tidak ada yang salah dalam model bisnis Indosat sebagai penyelenggara jaringan telekomunikasi 3G di 2.1 GHz dengan IM2 sebagai penyelenggara jasa koneksi Internet.
"Tidak ada yang dilanggar dalam kerja sama antara Indosat dan IM2, semuanya legal. Tren teknologi membuka peluang ke sana,” kata Nonot dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Kamis (15/11/2012).
Layanan Internet dengan model bisnis serupa diberikan oleh ISP dalam berbagai bentuk melalui jaringan telekomunikasi dengan kabel dan tanpa kabel serta satelit.
Misal, kerja sama Indosat dan CBN dengan merek dagang CBN Mobile untuk wireless, CBN dan Telkom bermerek CBN ADSL dan CBN Dial Up untuk wireline, serta IM2 dan Telkom dengan merek IndosatNet untuk wireline).
Mereka mengikat kerja sama antara penyelenggara jaringan telekomunikasi dan penyelenggara jasa telekomunikasi lewat UU 36 Tahun 1999, PP 52/2000, dan KM 21/2001.
Menurut Nonot, posisi IM2 tidak menggunakan frekuensi bersama Indosat, melainkan IM2 sebagai penyedia jasa akses Internet menggunakan jaringan radio seluler milik Indosat. IM2 dan Indosat tidak mungkin memakai frekuensi bersama karena akan terjadi interferensi.
Selain itu, di lapangan tidak ada peralatan komunikasi IM2 yang memancarkan sinyal di frekuensi 2.1 Ghz. “Kalau tidak melalui jaringan seluler, lalu bagaimana bisa nyambung?” kata Nonot. (msb)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
