JAKARTA: Indosat sebagai salah satu perusaha penyelenggara telekomunikasi di Indonesia menyambut baik pemberlakuan perubahan skema interkoneksi dari sender keep all (ditanggung pengirim) menjadi berbasis biaya.
Group Head Product Development & Managemen Indosat Sumantri Joko Yuwono menilai pemberlakuan peraturan skema interkoneksi ini akan sama-sama menguntungkan, baik dari sisi konsumen dan kami sebagai pelaku telekomunikasi di Indonesia.
“Pelanggan sebenarnya tidak terlalu membutuhkan SMS gratis dalam jumlah yang banyak karena menurut data yang kami miliki rata-rata per hari orang hanya memakai belasan SMS,” ujarnya.
Pihaknya mengaku sedang melakukan pengkajian mengenai penentuan tarif baru yang akan dikenakan untuk layanan SMS nantinya. Meskipun demikian, Indosat tidak perlu menambah infrastruktur yang ada.
“Kami hanya perlu mengubah konfigurasi mengenai sms yang nantinya tidak lagi gratis,” katanya.
Sumantri melihat SMS yang tidak diinginkan (spam) memang cukup tinggi pada prakteknya, dalam sehari lima SMS seperti itu bisa masuk ke satu nomor pelanggan.
Mengenai tidak adanya tindakan operator atas aduan konsumen terhadap nomor yang melakukan SMS yang tidak diinginkan (spam), Sumantri mengatakan tidak adanya tindakan tegas seperti pemblokiran dikarenakan pemilik nomor tersebut merupakan pelanggan biasa.
“Mereka [pelanggan biasa] itu tidak bisa dipastikan data yang sebenarnya maka kami sulit melakukan pemblokiran dan kami alihkan saja ke pihak kepolisian,” tuturnya. (sut)
BACA JUGA:
- Skandal seks DPR mulai terkuak
- Kekhawatiran data China pukul saham pertambangan
- Hasil F1 Monaco, Webber juaranya
- Rossi masuk Honda gantikan Stoner?
- Nilai tukar rupiah, gimana hari ini?
SITE MAP:
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel